Sabtu, 04 Februari 2017

  11  Ciri-Ciri Muslimah Sejati 



Pengertian Muslimah Sejati

Assalamualaikum wahai Para Idaman lelaki dan Idaman Wanita, baiklah disini saya ingin menulis sediki tentang pengertian muslimah sejati, Muslimah Sejati itu merupakan  salah satu  wanita yang shalehah yang sudah pasti beriman kepada Allah SWT  dan beragama islam, salah seorang wanita yang teladan yang baik, berakhlak baik, selalu merawat dan menjaga kehormatannya dimanapun si Muslimah berada dan memperhatikan dirinya dan kecantikan dirinya hanya untuk suaminya saja.
Dan Muslimah  sejati adalah wanita yang akan selalu taat kepada amar makruf nahi mungkar / perintah Allah SWT. Dia adalah wanita yang takut jika mngerjakan dosa, karena dia tahu betapa pedihnya siksaan neraka yang akan terimaa apabila ia mengerjakan dosa.


Wanita itu adalah permata / perhiasan untuk seseoranng lelaki, wanita / perempuan yaitu makhluk Allah SWT yang sangat sangat mulia dikarenakan dari seorang wanitalah akan terlahir manusia dan para penerus-penerus agama Islam. Di zaman sekarang sangat banyak sekali wanita-wanita dan perempuan yang mengaku-mengaku dirinya adalah sebagai muslimah yang sejati. Akan tetapi kenyataannya sangat sedikit sekali wanita-wanita yang sanggup mempertahankan dirinya sebagai  muslimah sejati
.
11 ciri-ciri dari muslimah sejati adalah :
1.      Beriman kepada Allah SWT
Muslimah Sejati adalah wanita yang selalu senantiasa beriman kepada Allah SWT. yang artinya akan selalu menjalankan segala-segala perintah Allah SWT dan akan menjauhi segala larangan Allah SWT. Karena takut akan siksaan dari Allah SWT yang sangat amat pedih, dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang / menyeleweng dari ajaran agama islam.
Dalam al-Qur’an Alah berfirman:

ءَامَنَ الرّسُولُ بِمَاأنْزِلَ إلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالمُؤمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِوَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ (البقرة:285)
“Rasulullah SAW (Nabi Muhammad) telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya,Kitab-kitab-Nya dan para Rasul-Nya, (mereka mengatakan), kami tidakmembeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya”.(QS. al-Baqarah: 285)


2. Menjaga perintah melaksanakan shalat 5 waktu
 Wanita muslimah akan selalu melaksanakan kewajibannya yaitu melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam daan tepat waktu dalam mengerjakannya, dan selalu khusyu'. Sehinggadia selalu mendahulukan shalatnya dari pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. Tidak ada pekerjaan apapun yang melalaikan dirinya dari beribadah kepada Allah swt. Sehingga  shalat itu mecegah dirinyaperbuatan keji dan munkar serta dapat menbentengi dia dari perbuatan yang terjerumus kepada maksiat. Baca selanjutnya di http://rukun-islam.com
3.     Selalu Menutupi Aurat
Muslimah Sejati adalah wanita yang akan selalu menjaga kehormatannya dengan cara menutupi auratnya. Demikian juga Berpakaian sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Agama Islam, tidak memperlihatkan bentuk / lekuk tubuhnya atau tidak memakai / berpakaian yang dapat memikat si lawan jenisnya.  Wanita muslimah adalah sosok wanita yang dengan iklas dan senang hati memakai hijabnya tanpa keterpaksaan. Sehingga pun saat dirinya ingin keluar rumah, maka dia selalu akan berhijab dengan rapih dan  selalu mencari perlindungan dari Allah SWT dan akan selalu bersyukur kepada Allah Subhahu Wa Ta'ala. dan atas kehormatan yang telah diberikan dan dengan adanya hukum berhijab ini dalam agama islam. sebagaimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kita agar menjaga kesucian diri kita dengan hijab tersebut.
Allah berfirman, “Ya Nabi , katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Al Ahzab: 59).

4. Mempunyai akhlak dan berprilaku yang islami 
Seseorang wanita muslimah wajib menjadi contoh dan menteladani akhlak-akhlak Nabi Allah, istri-istri Nabi Allah, serta para sahabat Nabi Allah. Akan tetetapi pada zaman modern sekarang hanya cuma muslimah  yang di beri rahmat   oleh Allah swt. yang akan masih mencontoh akhlak-akhlak Nabi Allah, istri-istri Nabi Allah, serta para sahabat Nabi Allah. Pada zaman modern sekarang banyak wanita yang mengaku dirinya muslimah tetapi mengikuti trend para artis. Sehingga mereka tidak memiliki rasa malu lagi dan harga diri mereka sudah menjadi murah dan rendah. Jadi sebagai wanita muslimah sejati kita harus dengan sangat baik menjaga harkat dan martabat diri kita sebagai wanita muslimah.
 5.     Mempunyai Rasa Sabar
Adanya kesabaran terhadap ujian-ujian yang didatangkan oleh Allah adalah kriteria-kriteria paling utama seorang muslimah sejati. Dikarenakan dengan kesabaran inilah yang dapat meneguhkan hati dari seorang wanita muslimah dalam menghadapi ujian-ujian dari Allah yang sangat berat. Dikarenakan Allah swt. Tidak akan memberikan ujian atau cobaan kepada hamba-Nya diluar batas kempuan hamba-Nya tersebut. Dibalik setiap ujian atau cobaan pasti akan ada hikmah nya. 
Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Sabar :

a. “Hai orang-orang yang beriman. Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiaga-siaga (diperbatasan negrimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Q.S AL Imran 200).

b. “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Q.S. AL-Baqarah 155).

c. “Sungguh akan dibayar upah (pahalah) orang-orang yang sabar dengan tiada batas hitungan.” (Q.S. Az-Zumar 10).

6. Taat kepada orang tua
 Seorang muslimah sejati harus taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya,terutama kepada ibunya yang telah melahirkan diri kedunia ini dengan susah payah.Karena surga ada dibawah telapk kaki ibunya Dia harus selalu bisa menjaga perasan orang tuanya jangan samapai mnyakiti perasaan orang tuangnya. Karena dia tahu balasan yang dia dapat jika berbakti kepada kedua orang tuannya.

 7. Rajin menuntut ilmu dan berwawan luas
Seorang muslimah sejati harus selalu rajin dan semangat dalam menuntut ilmu. Meskipun ia sudah menikah atau berkeluarga, dia harus mampu meraih gelar tinggi di bidang yang ingin dia raih, namun dia harus bisa menerima ilmu dari siapa saja yang menyampaikannya kepada orang yang membutuhkan. Menuntut ilmu dan mendapatkan pendidikan tidak mesti untuk laki-laki saja. Bahkan di dalam islam kaum muslimah diwajibkan belajar seumur hidup bukan hanya wajib belajar sampai SMA atau sederajat. Karena seorang istri yang berwawasan luas dapat mengajarkan anak-anaknya agar anaknya menjadi pintar dan berbakti kepada orang tuanya. Dan hendaknya menuntut ilmu bagi seorang muslimah yang sudah bekeluarga harus dengan izin dari suaminya.
hadits tentang menuntut ilmu
a. Hadits “Keutamaan Mempelajari Al Qur’an”
خَـيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)
b. Hadits “Keutamaan Membaca Al Qur’an”
إِقْرَؤُالْقُرْاآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهْ
Artinya : ”Bacalah kamusekalian Al Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Ahmad dan Muslim)
c. Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
8.     Selalu Menjaga kesucian diri
Kesucian diri adalah harta yang berharga bagi setiap wanita. Muslimah sejati adalah wanita yang pandai dalm menjaga kesucian dirinya. Menjaga kesucian diri tidak hanya menjauhkan diri dari perbuatan zina, tapi menjauhkan diri dari pacaran,  berbicara  dengan lawan jenis yang tidak bermanfaat juga termasuk dari bagian menjaga kesucian diri seorang wanita. Seorang muslimah sejati tahu dimana dia berada dan tahu  bagaimana dai beradab di tempat umum.
9.     Selalu menjaga lisannya
Muslimah sejati adalah wanita-wanita yang selalu menjauhkan dirinya dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.Muslimah sejati lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca ayat-ayat suci al-qur'an dari pada membicarakan orang lain yang tidak ada manfaatnya dsama sekali bagi dirinya atau pun bagi orang lain.
Maka seharusnya muslimah sejati harus memperhatikan apapun yang di ucapkannya.Apabila seorang muslimah dapat menjaga lisannya dari mnyakiti orang lain, maka mereka akan menjadi seorang muslimah sejati.
Dia hanya berbicara seperlunya saja yang penting menurut dirinya dan tidak menambahkan atau mngurangi dalam menyampaikan pesan atau berita yang dai terima.
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)

hadits tentang menjaga lisannya :
 a. Dari Abu Hurairah ra., Rosululloh Muhammad saw. bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau - kalau tidak dapat berkata yang baik, hendaklah ia berdiam diri saja." (Muttafaq 'alaih)

b. Dari Sahl bin Sa'ad ra., Rosululloh Muhammad saw bersabda:
"Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya - yakni mulut atau lidah - serta antara kedua kakinya - yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya." (Muttafaq 'alaih)
10.  Taat kepada suami
Wanita muslimah  adalah wanita yang selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, menjaga harta suaminya, tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya.
sayang kepada suaminya, mengajak suaminya kepada kebaikan, menasihati suaminya dengan tutur kata yang lembut, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya. Karena istri yang baik adalah istri yang bisa menjaga amanah dari suaminya.Tidak pernah membantah perkataan suaminya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam haditsnya:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menggembirakan (menyenangkan)mu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu.”
11.     Menjadi ibu yang baik
Wanita muslimah adalah seorang ibu yang mampu mendidik dan membimbing anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala,  mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela. sehingga  mereka tumbuh menjadi anak-anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.
    Diatas merupakan sebagian dari ciri-ciri muslimah sejati, karena masih hal-hal yang perlu  kita ketahui  agar dapat menjadi diri kita sebagai muslimah sejati dalam kehidupan sehari-hari, yang selalu berpegang teguh pada hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam agama islam. 
Karena masih sekali ciri yang di miliki oleh muslimah sejati agar kita menjadi orang yang lbih baik lagi atau biasa menjauhkan diri kita dari pebuatan dosa. karena kita hidup di dunia ini hanyalah sementara, jadi pegunakanlah waktu kita sebaik-baik mungkin.
 
Sumber : http://rinaafrini29.blogspot.co.id/2015/12/cara-menjadi-muslimah-sejati.html

Bagaimana Agar Sholat Menjadi Khusyu’?

Posted by Admin pada 17/07/2009
oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah
Segala puji khusus bagi Allah, yang telah memerintahkan untuk beristi’anah (meminta tolong kepada-Nya) dengan kesabaran dan shalat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Dia memberitakan bahwa hal itu merupakan suatu yang berat kecuali bagi para hamba-Nya yang khusyu’ . Allah juga menyifati kaum mukminin dengan khusyu’ dalam shalat mereka.
Allah menjadikannya sebagai sifat-sifat mereka. Allah berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴾
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, [Al-Mukminun : 1-2]
Aku memuji-Nya atas besarnya anugerah dan kebaikan-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagai bentuk pengagungan terhadap-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, sang juru dakwah kepada keridhaan-Nya, shalat Allah atasnya dan atas keluarga dan para shahabatnya serta siapapun yang mengikuti mereka dengan baik. Amma ba’d :
Wahai umat manusia, bertaqwalah kalian kepada Allah. Ketahuilah bahwa khusyu’ dalam shalat merupakan ruh ibadah shalat tersebut sekaligus maksud utama ditegakkannya ibadah shalat tersebut. Allah telah menyifati para rasul-Nya dan para hamba-Nya yang shalihin dengan sifat tersebut (khusyu’). Allah berfirman :
﴿ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ﴾
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas [1], dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” [Al-Anbiya` : 90]
Allah juga berfirman :
﴿ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴾
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, [Al-Mukminun : 1-2]
Allah juga menyifati para ‘ulama dengan sifat khasy-yah (takut) kepada-Nya dan khusyu’ tatkala mendengar Firman-Nya. Allah berfirman :
﴿ إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ﴾
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Fathir : 28]
Allah juga berfirman :
﴿ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا . وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا. وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا ﴾
Sesungguhnya orang-orang yang diberi ilmu sebelumnya apabila Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas wajah mereka sambil bersujud, seraya mereka berkata: “Maha Suci Rabb kami, sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas wajah mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” [Al-Isra` : 107-109]
Asal makna khusyu’ adalah kelembutan dan ketenangan hati, serta ketundukannya. Apabila hati telah khusyu’ maka akan diikuti oleh khusyu’ anggota badan. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam :
« أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ »
Ketahuilah, bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Kalau ia baik, maka baik pulalah seluruh jasad, namun apabila ia jelek maka jelek pulalah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati.” [Muttafaqun ‘alaihi]
Apabila seseorang membuat-buat khusyu’ pada anggota badannya tanpa diiringi kekhusyu’an hati, maka yang demikian adalah khusyu’ nifaq. ‘Umar Radhiyallah ‘anhu pernah melihat seorang pemuda menundukkan kepalanya, maka ‘Umar pun berkata, “Wahai kamu, angkat kepalamu, karena khusyu’ itu letaknya bukan di leher. Sesungguhnya khusyu’ itu tidak lebih dari apa yang terdapat dalam hati.”
Khusyu’ yang terdapat dalam hati tidak lain dihasilkan dari ma’rifah (pengenal dan ilmu) tentang Allah ‘Azza wa Jalla dan ma’rifah tentang keagungan-Nya. Barangsiapa yang semakin mengenal dan berilmu tentang Allah, maka dia makin khusyu’ terhadap-Nya. Di antara sebab terbesar tercapainya khusyu’ adalah mentadabburi Kalamullah. Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman :
﴿ لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ ﴾
Kalau seandainya Kami turunkan Al-Qur`an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan itlah perumpamaan-perumpamaan kami buat untuk manusia agar mereka berfikir.” [Al-Hasyr : 21]
Allah telah menyifati para ‘ulama dari kalangan Ahlul Kitab dengan sifat khusyu’ ketika mendengar Al-Qur`an ini. Allah Ta’ala berfirman :
﴿ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا . وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا. وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا ﴾
Sesungguhnya orang-orang yang diberi ilmu sebelumnya apabila Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas wajah mereka sambil bersujud, seraya mereka berkata: “Maha Suci Rabb kami, sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas wajah mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” [Al-Isra` : 107-109]
Allah telah mencela orang yang tidak khusyu’ ketika mendengar Firman-Nya. Allah berfirman :
﴿ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ ﴾
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’ hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Al-Hadid : 16]
Bahkan Allah mengancam pemilik hati yang keras dengan firman-Nya :
﴿ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ ﴾
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah mengeras hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar : 22]
Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam dulu sering berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyu’ , sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullah :
Bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam dulu sering berdo’a :
« اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا »
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”
Allah telah mensyari’atkan berbagai jenis ibadah yang menampakkan kekhusyu’an hati dan badan. Di antaranya yang terbesar adalah ibadah shalat. Dan Allah telah memuji orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dengan firman-Nya :
﴿ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴾
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, [Al-Mukminun : 1-2]
Mujahid berkata : “Dulu para ‘ulama, apabila salah seorang dari mereka berdiri dalam shalatnya, maka mereka taku kepada Ar-Rahman ‘Azza wa Jalla untuk melirikkan pandangannya, atau menoleh, atau memainkan pasir, atau melakukan sesuatu, atau mengajak berbicara dirinya tentang urusan dunia kecuali jika lupa, selama ia berada dalam shalatnya.”
Dalam Shahih Muslim dari shahabat ‘Utsman Radhiyallah ‘anhu dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ »
Tidaklah seorang muslim yang telah tiba kepadanya waktu shalat wajib, kemudian dia membaikkan wudhu`nya, khusyu’nya, dan ruku’nya kecuali itu menjadi kaffarah (penebus) atas dosa yang telah lalu, selama tidak dilakukan dosa besar. dan itu berlaku sepanjang tahun.”
Wahai para hamba, Untuk tercapainya khusyu’ ada sebab-sebabnya, di antara sebab yang terbesar : Seorang hamba mengingat akan keagungan Allah ‘Azza wa Jalla yang dia sedang berdiri di hadapan-Nya, dan bahwasanya Dia dekat dengannya, melihat, dan mendengarnya, serta mengetahui segala apa yang terbesit dalam hatinya, sehingga mendorongnya untuk malu kepada-Nya ‘Azza wa Jalla .
Di antara sebab-sebab tercapainya khusyu’ dalam shalat : Meletakkan tangan yang satu di atas tangan yang lain (bersedekap), yaitu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada. Makna sikap yang demikian adalah menunjukkan pengrendahan diri dan berkeping-kepingnya hati di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Al-Imam Ahmad rahimahullah telah ditanya tentang maksud dari sikap (bersedekap) tersebut, maka beliau menjawab : “Itu merupakan bentuk pengrendahan diri di hadapan Dzat Yang Maha Perkasa.”
Di antara sebab-sebab tercapainya khusyu’ dalam shalat : Menghentikan segala gerakan dan segala yang tidak bermanfaat, serta senantiasa diam. Oleh karena itu, ketika seorang ‘ulama salaf melihat seorang pria bermain-main dengan tangannya dalam shalatnya, maka ‘ulama salaf tersebut berkata, “Kalau seandainya hati orang ini khusyu’, niscaya akan khusyu’ pula anggota badannya.” Peristiwa ini diriwayatkan juga secara marfu’ sampai kepada Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Sebagian orang apabila dia berdiri menunaikan shalatnya, terkadang mereka masih bermain-main, menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, atau bermain-main dengan jenggot dan hidungnya, sampai-sampai tingkah lakunya untuk mengganggu orang yang di sebelahnya. Ini menunjukkan tidak adanya khusyu’ dalam shalat.
Di antara sebab-sebab tercapainya khusyu’ dalam shalat : Menghadirkan hati dalam shalat, dan tidak menyibukkan dengan berbagai kesibukan dan pekerjaan duniawi. Ia konsentrasi penuh menghadap kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan hatinya. Dan tidak menyibukkan dengan sesuatu selain shalat.
Telah ada larangan untuk menoleh dalam shalat. Dijelaskan oleh para ‘ulama, bahwa menoleh itu ada dua macam :
Pertama, berpalingnya hati dari Allah ‘Azza wa Jalla. Yaitu hati berpaling kepada dunia dan berbagai kesibukkannya, dan sama sekali tidak konsentrasi menghadap Rabbnya.
Dalam Shahih Muslim, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam beliau bersabda tentang keutamaan dan pahala wudhu’ :
« … فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِى هُوَ لَهُ أَهْلٌ وَفَرَّغَ قَلْبَهُ للهِ إِلاَّ انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ »
Jika kemudian dia berdiri menunaikan shalat, seraya memuji, menyanjung, dan memuliakan Allah dengan pujian yang sesuai bagi-Nya, dan hatinya konsentrasi penuh kepada Allah, maka ia akan terlepas dari dosa-dosa seperti kondisinya pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.”
Kedua, menoleh dengan pandangan ke kanan atau ke kiri. Yang dituntunkan dalam syari’at adalah membatasi pandangan hanya pada tempat sujudnya saja, karena itu merupakan di antara konsekuensi kekhusyu’an, yang dengannya terputuslah darinya segala pemandangan di sekitarnya yang bisa menyibukkannya.
Dalam Shahih Al-Bukhari dari shahabat ‘Aisyah Radhiyallah ‘anha : “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam dari menoleh/berpaling dalam shalat? Maka beliau menjawab :
« هُوَ اخْتِلاَسٌ يَخْتَلِسُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلاَةِ أَحَدِكُمْ »
Itu adalah curian, yang dicuri oleh syaithan dari shalat kalian.”
Al-Imam Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari shahabat Al-Harits Al-Asy’ari, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam : Bahwa Allah memerintahkan Nabi Yahya bin Zakariyya ‘alaihis salam untuk menegakkan shalat.
فَإِنَّ اللَّهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ ، فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلاَ تَلْتَفِتُوا
Sesungguhnya Allah menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama sang hamba tersebut tidak berpaling/menoleh. Maka jika kalian sedang shalat jangalah berpaling/menoleh.”
Al-Imam Ahmad juga meriwayatkan dari shahabat Abu Dzarr Radhiyallah ‘anhu, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
Allah senantiasa menghadap kepada seorang hamba dalam shalat-Nya selama sang hamba tersebut tidak berpaling/menoleh. Jika sang hamba tersebut berpaling/menoleh, maka Allah pun akan berpaling darinya.”
Wahai para hamba Allah, Sesungguh ibadah shalat, dalam semua gerakannya menunjukkan ketundukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seperti berdiri, ruku’, sujud, serta bacaan dzikir yang diucapkan dalam masing-masing gerakan tersebut. Allah berfirman :
﴿ وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ ﴾
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” [Al-Baqarah : 238]
Allah berfirman :
﴿ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ ﴾
Ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ “ [Al-Baqarah : 43]
Karena ruku’ merupakan bentuk ketundukan kepada Allah dan menghinakan diri di hadapan-Nya dengan sikap badan. Sungguh orang-orang yang mutakabbir (sombong) menolak untuk sujud kepada Allah, maka Allah pun mengancam mereka dengan firman-Nya :
﴿ وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لا يَرْكَعُونَ . وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ ﴾
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ruku’lah kalian, niscaya mereka tidak mau ruku’. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.” [Al-Mursalat : 48-49]
Di antaranya juga adalah sujud, yang itu merupakan gerakan terbesar yang tampak padanya kehinaan seorang hamba terhadap Rabb-nya ‘Azza wa Jalla. Yaitu ketika sang hamba menjadikan anggota badan yang paling utama dan paling mulia serta paling tinggi, menjadi paling rendah di hadapan Rabb-nya. Sang hamba meletakkan wajahnya ke tanah, diiringi dengan berkeping-keping hati, merendah, dan kekhusyu’an kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu balasan bagi seorang mukmin apabila ia melakukan hal tersebut, maka Allah mendekatkannya kepada-Nya. Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ »
Sesungguh kondisi terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah ketika dia sedang sujud.”
Allah telah berfirman kepada Nabi-Nya :
﴿ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ﴾
dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah).” [Al-’Alaq : 19]
Iblis telah sombong dari sujud, maka ia menuai laknat dan kehinaan. Demikian kaum musyrikin dan munafiqin telah sombong dari sujud, maka Allah ‘Azza wa Jalla ancam mereka bahwa mereka akan Allah haramkan dari sujud kepada-Nya pada hari pertemuan dengan-Nya, karena mereka tidak mau sujud kepada-Nya di dunia. Allah Ta’ala berfirman :
﴿ يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلا يَسْتَطِيعُونَ . خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ ﴾
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak mampu melakukannya, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) telah diajak untuk bersujud, dalam keadaan mereka sejahtera.” [Al-Qalam : 42-43]
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallah ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« يَكْشِفُ رَبُّنَا عَنْ سَاقِهِ فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ فِى الدُّنْيَا رِئَاءً وَسُمْعَةً ، فَيَذْهَبُ لِيَسْجُدَ فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا »
Rabb kita menyingkap betis-Nya, maka sujudlah kepada-Nya seluruh mukmin dan mukminah, namun tinggal orang-orang yang dulu sujud di dunia karena riya’ atau sum’ah. Dia berupaya hendak bersujud, namun ternyata punggungnya hanya satu tulang saja (sehigga tidak bisa digerakkan untuk sujud).
Al-Imam Ibnu Katsir berkata : “Hadits diriwayatkan dalam dua kitab shahih (yakin Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) dan kitab-kitab lainnya dari banyak jalur periwayatan dan berbagai macam lafazh, itu adalah hadits yang panjang dan terkenal.”
Di antara kesempurnaan kekhusyu’an seorang hamba dalam ruku’ dan sujudnya, bahwa apabila dia menghinakan diri dihadapan Rabbnya dengan ruku’ dan sujud, hendaknya dia menyifati Rabb-nya ketika itu dengan sifat Kemuliaan, Kebesaran, Keagungan, dan Ketinggian. Seakan-akan dia berkata : “Kehinaan dan kerendahan adalah sifatku, sementara Ketinggian, Keagungan, dan Kebesaran adalah sifat-Mu.” Oleh karena itu disyari’atkan kepada hamba dalam ruku’ untuk membaca :
( سبحان ربي العظيم )
Maha Suci Rabbku yang Maha Agung
Dan ketika sujud membaca :
( سبحان ربي الأعلى )
Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi
Wahai kaum muslimin, Sesungguhnya merenungkan rahasia-rahasia dan faidah-faidah shalat adalah di antara yang bisa menjadikan seorang hamba mudah mengerjakannya dan bisa merasakan lezatnya. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam :
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاَة
Telah dijadikan kesejukan mataku dalam shalat.”
Allah telah berfirman :
﴿ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ ﴾
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” [Al-Baqarah : 45]
Allah juga berfirman :
﴿ وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ ﴾
Minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan cara sabar dan shalat.” [Al-Baqarah : 45]
Allah juga berfirman :
﴿ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ﴾
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari pada ibadah-ibadah lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-’Ankabut : 45]
Namun tatkala seorang hamba lalai dari berbagai faidah dan rahasia shalat, maka shalat menjadi berat atasnya. Apabila dia masuk padanya, seakan-akan dia berada dalam penjara sampai ia selesai darinya. Oleh karena itu kebanyakan motivasi pendorongnya untuk masuk dalam shalat, hanyalah dalam rangka sebagai suatu rutinitas belaka, atau sekadar membagus-baguskan diri.
Maka bertaqwalah kalian wahai para hamba Allah dalam shalat-shalat kalian. Karena sesungguhnya shalat merupakan tiang agama, bisa mencegah dari berbagai perbuatan keji dan dosa. Dan shalat merupakan wasiat terakhir Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika beliau meninggalkan dunia ini, sekaligus amalan terakhir yang hilang dari agama. Maka tidak ada agama lagi setelah hilangnya shalat.
[1] Maksudnya: mengharap agar Allah mengabulkan doanya dan khawatir akan azab-Nya 

Sumber : https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/17/bagaimana-cara-agar-sholat-menjadi-khusyu%E2%80%99/

Ayoo.. Gabung di SMK Muhammadiyah Bligo! Untuk Menjadi Generasi Islami & Berprestasi



 

Pekalongan (5/2/2017). Tahun ajaran 2016/2017 akan segera berakhir dan akan berganti menjadi tahun ajaran 2017/2018. Seiring bergantinya tahun ajaran tersebut, maka berganti pula tingkat pendidikan yang dilaksanakan oleh semua kalangan pelajar baik dari tingkat SD,SMP, SMA/SMK maupun Universitas.
Nah, bagi teman-teman  yang nanti lulus dari SMP dan masih bingung untuk  melanjutkan  ke SMA/SMK mana yang tepat. Penulis akan memberikan referensi suatu SMK di Pekalongan , yaitu SMK Muhammadiyah Bligo.

SMK Muhammadiyah Bligo (SMUBLIG) adalah SMK swasta yang terletak di Sapugarut Gg. 7 Buaran Pekalongan. Perlu diketahui di SMUBLIG ini terdiri dari lima jurusan yaitu :
1)  Akuntansi
2)  Farmasi
3) Teknik Komputer & Jaringan (TKJ)
4) Teknik Sepeda Motor (TSM)
5)  Teknik Kendaraan  Ringan (TKR)
Untuk  penunjang pendidikan SMUBLIG mempunyai 6 gedung dan 1 gedung yang masih dalam proses pembangunan. Selain itu sarana & prasarana juga sudah tersedia seperti Smart Bank (Tempat praktik jurusan Akuntansi), Lab. Farmasi, bengkel TSM/TKR, Lab. TKJ, Lab. KKPI, lapangan futsal dan voli, Masjid At-Tholibin, koperasi, ruang kesenian, kantin, dsb.
Buat teman-teman yang berminat, SMUBLIG akan membuka Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB). Berikut informasinya :
-         Jalur Pestasi   : 23 Januari s/d 31 Mei 2017
-         Gelombang I  : 17 April s/d 30 Juni 2017
-         Gelombang II : 1 s/d 15 Juli 2017
Berikut juga daftar ekstrakulikuler yang bisa diikuti :
a.     Tapak Suci
b.    Futsal
c.     Bola Voli
d.    Paduan Suara
e.     PMR
f.      Jurnalistik
g.     Seni Tari
h.    Rohis
i.       Dll
Untuk lebih jelasnya lagi, teman-teman bisa datang langsung ke SMK Muhammadiyah Bligo atau juga bisa kunjungi website nya di http://smkmuhbligo.sch.id/home

SMK BISA!